Mengapa Pembalut Kain Fashe ?
Setiap wanita normal, suka atau tidak pasti akan mengalami menstruasi atau haid.
Menstruasi/haid adalah tanda seorang wanita bukan anak-anak lagi.
Pada jaman nenek saya dibanyak budaya daerah di Indonesia,seorang wanita yang yang mens atau haid akan diasingkan disebuah tempat atau ruangan khusus, sampai masa mens atau haidnya tuntas. Wanita yang mens/haid (datang bulan) pada jaman nenek saya dilarang keluar rumah, mereka benar-benar seperti dikurung. Banyak yang mengira karena pada jaman dulu belum dikenal pembalut, atau pembalutnya masih kurang baik. Jika wanita yang datang bulan alias mens atau haid berjalan di tempat umum, pada jaman nenek saya, dikhawatirkan darah mens/haid berceceran. Dalam Islam, hukum darah adalah najis, karena itulah, pada jaman nenek saya, wanita mens/haid dilarang keluar rumah.
Namun jaman berganti, teknologi semakin maju, pada jaman nenek saya, sudah banyak yang menggunakan kain yang disusun sedemikian rupa, untuk mencegah ceceran darah haid. Tetapi karena berbentuk cairan dan bahan kain yang kurang baik, ceceran darah masih sering menembus tumpukan kain yang ada pada masa itu.
Kemudian mulai bermuculan pembalut sekali pakai, selanjutnya dengan bahan yang katanya mampu menyerap dan anti bocor. Persaingan industri pembalut tak berhenti, muncul kreasi pembalut bersayap, diikuti pembalut dengan dimensi lebih panjang, yang digunakan untuk malam hari saat tidur agar tak bocor mengenai sprei dan tembus ke kasur.